Facing the Giant

August, 28

Kemarin pulang kerja, aku ikutan nonton Facing the Giant (lagi) kebetulan adik ku lagi puter film itu. Aku nonton nya udah di pertengahan sih, diwaktu si Mr Taylor nya udh mengubah sistem mengajar nya dengan sistem baru yang mengucapkan kata-kata yang memotivasi dan memulai dan mengakhiri setiap hal yang mereka kerjakan dengan terlebih dahulu berdoa dan menyerahkannya pada campur tangan Tuhan. Menonton film itu lagi, tidak membuatku berhenti untuk meneteskan air mata, merasakan hadirat Tuhan dan mengakui betapa tidak ada hal yang mustahil bagi Tuhan. Aku udah nonton film itu berkali kali, tapi spirit nya masih tetap kuat ku rasakan. Duhhh... bisa banjir-banjir deh setiap nonton film itu.

Dari film ini aku diingatkan kembali kalau Tuhan yang ku sembah itu adalah Tuhan yang besar, yang mampu melakukan segala sesuatu yang gak mungkin bagi manusia. Melakukan sesuatu yang gak mungkin bagi manusia aja sanggup, konon hal yang masih masuk akal en gampang dan mudah bagi orang lain, namun mungkin raksasa bagiku.Belakangan ini aku dihantui oleh raksasa 'ketakutan' yang membayang bayangi ku, yang menghalangi pandanganku melihat Allah ku yang besar. Aku takut akan keputusan-keputusan yang ku buat. Aku takut aku tidak mampu menyelesaikannya, aku takut aku berhenti dan give up di tengah jalan. Omongan sebagian orang juga ikut menjelma menjadi raksasa yang menakut nakuti. Pandangan tak yakin mereka pun ikut membayangi.. Arrggghhhh.....

Tidak.. tidak.. tidak..
Raksasa itu sudah tidak punya kuasa lagi. Dia hanya seperti singa yang ompong, yang sudah tak bergigi yang hanya menakut nakuti. Mencoba untuk mengelabui dan mengalihkan fokus ku. Selain itu aku juga diingatkan tentang perkataan.

Perkataan adalah suatu hal yang dapat mengubah kondisi. Mengubah pola pikir dan cara pandang kita. Kalau kita memperkatakan sesuatu yang baik, maka hal baik itu akan terjadi. Dan sebaliknya. Melalui perkataan engkau akan dibenarkan dan melalui perkataan juga engkau akan dihukum. Bahkan dalam Firman Tuhan, kalau kita mengaku dengan mulut kita dalam hal ini memperkatakan akan diselamatkan (Rom 10:10). Betapa besarnya kuasa perkataan itu yaa..

Kalau dalam situasi yang baik, kondusif, sangat mudah untuk memperkatakan yang baik. Nah, kalau keadaannya tidak mengenakkan, terdesak, tidak sesuai keinginan, duuhhh memperkatakan yang baik itu sulit yaa.. Butuh pengorbanan yang lebih. Seperti tadi pagi, ada satu hal yang akibat kelalaianku sendiri, aku kelupaan bawa kunci kantor dan  minta bantuan adik ku  untuk segera mengantarkan nya. Jarak rumah ke kantor tidak begitu jauh sih. Tapi aku tunggu 15 menit gak datang juga. So Aku telfon adik ku yang satu lagi *eike punya banyak adik* ternyata adik ku yang aku minta antarkan kunci itu katanya mandi dulu. What! Ini sesuatu yang urgent, tapi dia mandi dulu? Padahal antarkan kunci itu gak sampai 20 menitan. Arrggghh.. mau meledak rasanya. Dalam hati udah keluar ada kata-kata pedas yang mau dikeluarkan. Tapi untung masih bisa diolah oleh pikiran, dan tidak jadi dikeluarkan.. Akhirnya aku sms adik ku, hanya dengan sebuah kalimat, 'memanglah kau ya!' pakai tanda seru, yang pasti makna nya kalau di baca dia pasti dalam. Tapi setelah itu ada rasa menyesal juga sih. Toh, 30 menit setelah datang kunci itu tidak terjadi hal yang buruk, ataupun pekerjaanku tidak terhandle, tapi memang karena kondisi panik, memicu mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. *Sigh* harus lebih banyak belajar untuk menguasai diri. *Maaf ya brother* :)

Menjaga perkataan tetap memperkatakan hal yang baik itu memang sulit ya.. Dan harus terus dilatih terus menerus. Tapi kalau kita mau terus belajar, maka Tuhan akan memampukan kita dengan kasih karunia Nya, utk tetap mengeluarkan perkataan yang  positif dan membangun

Amsal 16:24
Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. 



Artie




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pohon, Daun, Angin

Curhat yang sangat panjang

My Nu Year :)